Dengan ilmu dan taqwa,
ulama-ulama dahulu mereka sentiasa mendapat hidayah dan taufik dari
Allah (سبحانه وتعالى). Dari jasa mereka, kita yang hidup di akhir zaman
ini mendapat panduan untuk beribadah dan berbakti kepada Allah.
Kitab-kitab peninggalan mereka
adalah merupakan karya-karya agung yang terpelihara hingga kini. Mereka
menggali, mentafsir, menghurai isi Al-Quran dan hadis-hadis Nabi.
Semuanya untuk kemudahan orang-orang kemudian seperti kita.
Benarlah firman Allah (سبحانه وتعالى) apabila Dia memuji orang-orang berilmu:
قُلۡ هَلۡ يَسۡتَوِى ٱلَّذِينَ يَعۡلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعۡلَمُونَۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَـٰبِ
“Katakanlah: Adakah sama orang
yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu? Sesungguhnya orang-orang
yang dapat mengambil pelajaran dan peringatan hanyalah orang-orang yang
berakal sempurna. ”. (Az-Zumar:39:9)
يُؤۡتِى ٱلۡحِڪۡمَةَ مَن
يَشَآءُۚ وَمَن يُؤۡتَ ٱلۡحِڪۡمَةَ فَقَدۡ أُوتِىَ خَيۡرً۬ا ڪَثِيرً۬اۗ
وَمَا يَذَّڪَّرُ إِلَّآ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَـٰبِ
“Allah memberikan hikmah (ilmu
pengetahuan) kepada sesiapa yang dikehendakiNya dan orang-orang yang
diberikan ilmu pengetahuan bererti ia telah diberikan kebaikan yang
banyak. Dan tiadalah yang dapat mengambil pengajaran (dan peringatan)
melainkan orang-orang yang menggunakan akal fikirannya.”
(Al-Baqarah:2:269)
إِنَّمَا يَخۡشَى ٱللَّهَ مِنۡ عِبَادِهِ ٱلۡعُلَمَـٰٓؤُاْۗ
“Sesungguhnya orang yang takut kepada Allah ialah orang yang berilmu (ulama).”. (Al-Faatir:28)
يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَـٰتٍ۬ۚ
"Allah mengangkat orang-orang
yang beriman dari engkau semua dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan dengan beberapa darjat." (al-Mujadalah:58:11)
Rasulullah bersabda bermaksud:
"Barangsiapa menginginkan
soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmunya;
dan barangsiapa yang ingin (selamat dan berbahagia) di akhirat,
wajiblah ia mengetahui ilmunya pula; dan barangsiapa yang menginginkan
kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duannya pula." (HR.
Bukhari dan Muslim)
Faedah-faedah ilmu yang dikehendaki dan dibenarkan
oleh Islam, sebagai hasil dari menuntut ilmu, hingga dikira sebagai
ilmu yang bermanfaat:
Menjadikan seseorang kenal Allah, sifat-sifat-Nya dan af’al-Nya, serta yakin seyakin-yakinnya.
Ilmu itu mendorong seseorang untuk takut pada Allah dan cinta pada-Nya.
Mengetahui syariat (hukum-hakam) Allah seperti suruhan-Nya dan larangan-Nya.
Ilmu yang dapat menyuluh siapa kawan dan siapa lawan.
Ilmu itu menunjukkan cara menghadapi musuh.
Ilmu itu membuat kita dapat kekuatan dan kemahuan untuk mengamalkan suruhan Allah dan meninggalkan larangan-Nya.
Ilmu itu membuatkan kita sanggup berkorban apa saja pada jalan Allah.
Membesarkan akhirat dan memandang hina dan murah pada dunia ini.
Sedar
tentang hakikat diri, yakni sebagai hamba Allah yang lemah, hina dina,
yang setiap saat sangat bergantung pada pertolongan dan bantuan Allah
dan setiap apa yang dimiliki adalah pinjaman Allah.
Ilmu yang boleh membentuk sikap tawaduk dan merendah diri.
Ilmu yang membolehkan seseorang mengasihi dan memikirkan nasib orang lain. Dengan kata lain boleh mencetuskan perpaduan ummah.
Ilmu
yang dapat dijadikan panduan kearah mencari rezeki yang halal, dan
takut terlibat dengan sumber rezeki yang haram dan syubhat.
Boleh
membantu pembangunan fardhu kifayah, yakni pertukangan teknikal,
pertanian,perindustrian, perubatan, pembangunan dan lain-lain.
Ilmu yang membolehkan kita mentadbir dunia sebaik-baiknya sebagai khalifah Allah.
Itulah di antara faedah dan
peranan ilmu pengetahuan yang dibenarkan oleh Islam. Yakni ilmu yang
dapat membentuk peribadi-peribadi yang bertaqwa serta berjuang
menegakkan sistem Islam dalam setiap aspek kehidupan.
Itulah tujuan ilmu. Dan inilah yang dimaksudkan dalam doa Rasulullah
اللهم انفعني بما علمتني ، وعلمني ما ينفعني ، وارزقني علما ينفعني
Ya Allah, berilah manfaat
dengan apa yang Engkau telah ajar kepadaku, dan alimkan aku yang
bermanfaat bagiku, dan rezekikan ilmu yang bermanfaat kepadaku.
(An-Nasai'e dan Al Hakim)
Juga Rasulullah memohon perlindungan Allah dari ilmu yang tidak bermanfaat,
اللهم أنى أعوذ بك من علم لا ينفع ومن قلب لا يخشع، ومن نفس لا تشبع ، ومن دعاء لا يسمع
‘Ya Allah sesungguhnya aku
berlindung kepadaMu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang
tidak khusyu’, dari nafsu yang tidak puas, dan dari doa yang tidak
didengar”. (HR. Muslim : 1295, At-Tirmizi dan An Nasai (8/263) dari
hadis Zaid bin Arqam)
Ukurannya, kalau ilmu tidak
mendorong ke arah takut dan taatkan Allah, maka itu bukanlah ilmu yang
diiktirafkan oleh Islam. Ilmu yang hanya semata-mata meninggikan
pangkat, membesarkan gaji, tapi tidak mengenal Allah, derhaka dengan
Allah, derhaka dengan ibu bapa, khianat, bakhil, gila kuasa, mabuk
dunia, lupa akhirat, maka ilmu itu adalah ilmu yang salah atau ilmu
yang telah disalahgunakan dan tidak memberi manfaat.